Jumat, 25 September 2015

Tanah

tulisan ini tidak akan menjelaskan tentang pengertian tanah, ini juga bukan tentang sesuatu yang berhubungan dengan keilmuan.. ini ada cerita keluarga kami hari ini, tentang Tanah, tanah dimana tempat kami tumbuh, tanah dimana tempat rumah kami dibangun..
sekitar awal tahun 90an, keluargaku pindah dari Wanci (daerah di Wakatobi) ke Kessilampe (daerah di ujung kota Kendari).. saat itu, bapakku yang sebagai mahasiswa dan juga sebagai seorang guru SD, dipindahkan kesini, mamaku pun yang seorang guru SMP di Wanci harus pindah mengajar ke SMA di Kendari karena mengikut suami..
Karena sebagai seorang guru, bapakku mendapatkan tempat tinggal perumahan sekolah. perumahan ini khusus untuk guru/pegawai yang bertugas di sekolah tersebut.. kami pun tinggal di sini sampai sekarang.. tapi berbeda dengan awal kedatangan kami, kami sudah tidak tinggal di perumahan itu. bapakku membeli sepetak tanah tepat di samping perumahan kami dulu..
tanah sepetak yang dibelinya, dibangun sebuah rumah dengan 3 kamar ukuran sedang, kamar ini lalu di jadikan kos-kosan untuk keluarga.. saat ini berlangsung, kami masih menetap di perumahan sekolah..
Saat saya menginjak SMP, rumah yang tadinya masih sebagai kos-kosan, dirombak kembali oleh bapakku. bapak bekerja keras membuat rumah kami ini, dari yang tadinya hanya satu lantai, diubah menjadi dua lantai dengan cara mengangkat sedikit demi sedikit atapnya sambil menyusun tembok kecil dibawahnya.. kami ikut membantunya mengerjakan ini tiap hari diwaktu lowongnya hingga akhirnya sekarang rumah kami memiliki dua lantai yang sangat nyaman untuk tempat tinggal kami sekeluarga..
sebelumnya saya mengira tanah dan rumah ini tidak memiliki masalah apa-apa, ternyata sertifikatnya belum jelas dan hanya akta jual belinya saja yang dimiliki oleh orang tuaku.. beberapa kali saya mengusulkan agar segera diproses sertifikatnya, namun bapakku selalu belum sempat mengurusnya..
Pemilik tanah sebelum kami adalah seorang kakek yang usianya sudah hampir 1 abad, beliau juga beberapa kali rentan dengan penyakit.. selain itu ada tetangga kami yang sibuk ikut campur masalah tanah ini, beliau adalah sepupu dari pemilik tanah ini sebelumnya, beliau seakan akan merasa memiliki hak atas tanah kami..

Seminggu ini, kami mendorong bapak agar segera menyelesaikan masalah tanah ini.. hingga siang tadi, masalah ini ternyata semakin meluas.. ada 2 pihak lain lagi yang menentang kami, mereka mengaku memiliki hak dalam kepemilikan tanah ini..
kami berdoa dan berharap semoga kami berhasil memperjuangkan tanah dan rumah ini atas kepemilikan kami sekeluarga..

Tuhan, lancarkan urusan kami yang terencana maupun yang tidak terencana dalam penyelesaian masalah ini.. Amiiin.

1 komentar:

  1. How to Play baccarat - Worrione
    The baccarat board is divided into two groups: a dealer, a player, and the dealer. Each individual 바카라 사이트 가입 쿠폰 card in the deck is dealt out to each player and is dealt out

    BalasHapus